GarageCarbon26

HONDA BRV carbon kevlar

Ketahui Sensor Sensor Pada Mesin Mobil EFI

 Ketahui Sensor Sensor Pada Mesin Mobil EFI  - Hampir semua mobil yang beredar saat ini sudah menggunakan sistem EFI atau Electronic Fuel Injection. Sistem EFI adalah sistem dimana bahan bakar yang masuk ke ruang bakar di kontrol secara elektronik. Pada dasarnya sistem ini memiliki 3 komponen utama yakni sensor, ECU dan aktuator. Sensor memiliki fungsi untuk mendeteksi keadaan mesin mulai dari bukaan throtle gas, suhu mesin, kevakuman pada intake manifold dan lain sebagainya. Data dari sensor tersebut kemudian diolah oleh ECU dan kemudian diteruskan ke aktuator. Dalam sistem bahan bakar, aktuatornya adalah injektor yang berfungsi menyemprotkan bahan bakar ke ruang bakar. Jadi besarnya bahan bakar yang disemprotkan diatur oleh ECU berdasarkan informasi dari sensor sensor pada mesin EFI itu sendiri. Nah lantas seperti apa bentuk sensor tersebut dan apa saja macamnya? Berikut penjelasan selengkapnya.

Sensor Sensor Pada Mesin Mobil EFI Beserta Fungsinya

1. Sensor Air Flow Meter



mungkin bagi pemilik kendaraan type EFI pernah mendengar istilah MAF, mesin mbrebet mungkin MAF nya perlu dibersihkan, apa itu MAF sensor, atau bagaimana cara merawat sensor MAF pada mobil EFI agar performa mesin optimal. Nah lalu apa sih sebenarnya yang dimaksud dengan sensor MAF ini ?

Nah mengingat banyaknya pengguna awam yang tidak mengetahui apa itu sensor MAF, fungsi sensor MAF pada mesin mobil, pada kesempatan kali ini kami akan mencoba memberikan penjelasan secara singkat mengenai apa itu sensor MAF beserta fungsi utama sensor Mass Air Flow ( MAF ) ini.

Pengertian dan fungsi sensor MAF

Sensor Mass Air Flow ini ialah sebuah sensor yang dipasang pada saluran yang menuju kedalam ruang bakar, biasanya dipasang dekat dengan ruang saringan udara, sensor ini berfungsi untuk menganalisa seberapa besar udara yang masuk kedalam ruang kabar mesin sehingga nantinya ECU atau ECM mobil dapat melakukan analisa dan menakar seberapa banyak bahan bakar yang akan dicampurkan sehingga memperoleh pembakaran yang sempurna dan juga menghemat pemakaian bahan bakar.

Cara kerja MAF sensor ( Mass Air Flow )

Untuk cara kerja sensor ini sebenarnya sangat sederhana, yakni dengan memanfaatkan elemen dioda pemanas yang terpasang diujung sensor MAF, yang tertancap di saluran udara menuju intake / throttle body. Elemen pemanas ini nantinya disandingkan dengan elemen pengukur suhu panas yang nantinya elemen pengukur suhu ini akan melakukan pengukuran seberapa panas suhu yang ada disekitarnya dan menjaganya agar tetap konstan.

Proses alur kerja dari sensor MAF ini ialah dengan memanaskan elemen pemanas menggunakan aliran listrik, disaat mesin mobil dalam keadaan idle, maka aliran udara yang melewati sensor ini jumlahnya sedikit sehingga untuk menjaga suhu tetap konstan maka dibutuhkan sedikit sekali arus yang masuk kedalam elemen pemanas. Begitu kita menginjak pedal gas, maka otomatis katub throttle body akan terbuka lebar yang membuat sehingga banyak urada yang akan melewati sensor MAF ini. Dengan banyaknya udara yang lewat, tentu akan membuat elemen pemanas ini menjadi lebih dingin, dan agar elemen pemanas ini tetap pada suhu panasnya maka dibutuhkan lebih banyak arus listrik yang masuk kedalam elemen dimana jumlah arus listrik yang masuk kedalam MAF berbanding lurus dengan banyaknya jumlah udara yang melewatinya.
Selanjutnya sebuah chip khusus yang ditempatkan didalam sensor aliran udara ini memiliki fungsi untuk melakukan konversi volume udara yang mengalir dan dijadikan sinyal khusus yang selanjutnya akan dikirimkan ke ECU mobil. Dan ECU atau ECM mobil akan memakai informasi sinyal ini guna menakar seberapa banyak bahan bakar yang nantinya akan di injeksikan kedalam ruang bakar sehingga rasio antara bahan bakar dan juga udara tetap ideal / proporsional. Dengan idealnya rasio bahan bakar dan juga udara yang dibakar membuat pembakaran lebih sempurna, hasilnya adalah emisi dari gas buang menjadi lebih rendah, performa mesin menjadi maksimal dan juga bahan bakar menjadi lebih hemat.

Di beberapa mobil matic biasanya sensor MAF ini juga memiliki fungsi lain yakni untuk menentukan posisi perpindahan gigi otomatis, dan jika MAF sensor mengalami kegagalan kinerja bisa menyebabkan pengoperan tuas gigi otomatis mobil matic tidak bisa berjalan dengan semestinya.

. Hal ini diperlukan untuk menjaga emisi gas buang yang rendah tanpa mengorbankan power atau perfoma mesin. Pada mobil transmisi otomatis, sinyal MAF sensor juga digunakan untuk menentukan perpindahan gigi. Ketika MAF sensor tidak bekerja dengan baik, perpindahan gigi tidak akan berjalan dengan normal.
Oleh karena fungsinya yang sangat penting ini anda pun perlu merawat sensor sensor yang ada pada mobil ini dengan baik. Caranya cukup lakukan pembersihan secara berkala, jika anda tidak mengetahui cara membersihkannya biasanya dalam paket perawatan berkala, item pembersihan MAF sudah ada didalam paket tersebut, atau bila ternyata tidak ada anda bisa meminta Service Advisor untuk melakukan pengecekan.

2. Manifold Absolute Pressure Sensor

MAP Sensor berfungsi mengukur jumlah udara yang masuk ke dalam silinder berdasarkan tekanan udara pada intake manifold. MAP Sensor digunakan pada EFI-D. Sensor ini sering disebut Pressure Intake Manifold sensor (PIM) atau Vacuum sensor. Data dari MAP Sensor sebagai dasar untuk menentukan jumlah injeksi dan saat pengapian. Kelebihan utama MAP Sensor dibandingkan air flow meter dalam mengukur jumlah udara adalah komponen mekanis lebih sedikit, tidak terpengaruh terhadap kebocoran pada manifold dan perubahan tekanan udara luar.
MAP Sensor merupakan piezoresistive silicon chip yang nilai tahanannya berubah akibat perubahan tekanan dan sebuah Integrated Circuit (IC). MAP Sensor dihubungkan ke intake manifold menggunakan selang. Semakin besar kevakuman (semakin rendah tekanan) pada intake manifold maka tahanan pada MAP Sensor lebih tinggi, sehingga tegangan output MAP Sensor semakin kecil. Apabila tekanan negatif intake air manifold tinggi, tegangan output pada MAP Sensor menjadi rendah, sehingga PCM menganggap (menentukan) volume udara adalah kecil dan mengurangi (menurunkan) volume fuel jet. Apabila tekanan negatif intake manifold rendah, tegangan output pada MAP sensor akan menjadi tinggi, sehingga PCM menganggap volume udara masuk intake manifold besar, dan menaikan volume injeksi bahan bakar.
Pada MAP Sensor tersebut terdapat 3 terminal yaitu C B A.
  1. Terminal A sebagai terminal catu daya dengan tegangan 5 V.
  2. Terminal B merupakan signal variabel tegangan yang mengambarkan perubahan tekanan udara pada intake manifold.
  3. Terminal C sebagai terminal massa.
Pemeriksaan MAP Sensor dengan melakukan pengukuran tegangan pada terminal MAP Sensor. Pemeriksaan tegangan antara terminal A – C adalah sebesar 4 – 5 Volt. Pemeriksaan tegangan antara terminal B – A besarnya adalah sesuai dengan besarnya kevakuman pada intake manifold.

3. Throttle Position Sensor



Jika anda menscan komputer/ECM/ECU/PCM mobil anda dan dilayar scan tampil DTC yang menerangkan tentang Throttle Position Sensor (TPS), berikut analisnya

Gejala yang terjadi pada mesin jika Throttle Position Sensor rusak :

1. Lampu Indikator Check Engine/lampu MIL akan menyala
2. Diagnostic Trouble Code (DTC) akan tersimpan pada memory PCM
  • P0121 : TP Sensor Circuit High Voltage (TP Sensor Circuit Tegangan Tinggi)
  • P0122 : TP Sensor Circuit Low Voltage (TP Sensor Circuit Tegangan Rendah)
  • P1121 : TP Sensor Signal Lower Than Expected (TP Sensor Sinyal Lebih Rendah dari yang            diharapkan)
  • P1122 : TP Sensor Signal Higher Than Expected (TP Sensor Sinyal Lebih Tinggi dari yang diharapkan)
3. Mobil anda akan gagal pada saat uji emisi
4. Bahan bakar boros
5. Starter Sulit atau waktu starter lama (setelah mesin dimatikan)
6. Asap hitam keluar dari knalpot
7. Nyendat-nyendat saat akselerasi

Bagaimanakah cara kerja Throttle Position Sensor

Cara kerja Throttle Position Sensor sebagai berikut :
Pada mesin mobil, ada beberapa sensor yang berfungsi untuk mengatur/mengontrol sistem bahan bakar dan sistem pengapian. Diantara banyak sensor yang ada dimobil, ada sensor input yaitu sensor TPS yang menyediakan informasi berupa sudut throttle yang mengatur jumlah udara yang masuk ke manifold. Anda pasti sudah tau pedal gas terhubing dengan plat throttle yang dihubungkan dengan kabel akselerator. Saat anda menginjak pedal gas dan melepas injakan pada pedal gas, plat pada throttle akan membuka dan menutup, dan ini adalah fungsi dari Throttle Position Sensor yaitu mengukur sudut buka dan tutup throttle lalu mengirimkan data tersebut ke PCM/ECU berupa sinyal DC Volt
lebih jelasnya :

Saat anda menginjak pedal gas,

  • Plat throttle akan membuka dan TP sensor mengukur berapa banyak udara yang masuk dan mengukur sudut bukaan throttle dan mengirimkannya ke PCM/ECU
  • PCM akan menyemprotkan bahan bakar lebih banyak

Saat anda melepaskan injakan pedal gas,

  • Plat throttle akan menutup dan TP sensor akan mengukur berapa banyak udara yang masih masuk dan mengukur sudut saat plat throttle menutup dan mengirimkannya ke PCM/ECU
  • PCM akan menyemprotkan bahan bakar lebih sedikit
Deskripsi Rangkaia Throttle Position Sensor

Throttle Position Sensor terletak dithrottle body tepatnya dibelakang tuas yang dapat kabel gas, jika anda telah menemukannya lihat terdapat 3 kabel yang terhubung dengan sensor TPS, tiap kabel tersebut memiliki pekerjaan sendiri-sendiri.lihatlah gambar diatas!
A.3 Kabel yang terdapat pada sensor TP :
   
   1. Kabel yang bertuliskan angka 1 
  • Kabel yang menyediakan ground (massa) ke sensor TP
  • Ground (massa) disediakan oleh PCM/ECU
  2. Kabel yang bertuliskan angka 2
  • Kabel yang menyediakan tegangan sinyal sudut throttle ke PCM/ECU
  • Sinyal Sudut throttle bervariasi tergantung dari jumlah pembukaan plat throttle
  3. Kabel yang bertuluskan angka 3
  • Kabel yang menyediakan listrik atau arus B+ ke sensor TP
  • Listrik langsung berasal dari PCM/ECU
B. Sensor TP adalah potensiometer. Perubahan resistensi dalam menanggapi perubahan sudut plat throttle
    
    1. Dengan throttle ditutup, tegangan yang dibuat kecil dan dikirimkan ke PCM
        - Pada saat throttle tertutup, sensor TP output sekitar 0.5 Volt DC
    2. Dengan throttle dibuka posisi plat throttle terbuka lebar, tegangan yang dibuat lebih besar dan dikirim 
        ke PCM/ECU
       - Pada saat throttle terbuka lebar, output sensor TP sekitar 4,5 Volt DC

INGAT : Throttle Position Sensor (TPS), saat plat throttle tertutup menghasilkan tegangan rendah sekitar 0.5 Volt DC, Saat plat throttle mulai terbuka (saat anda menginjak pedal gas), tegangan akan meningkat sampai 5 volt.Saat throttle terbuka lebar, saat posisi plat throttle mentok maka sensor TP akan menghasilkan tegangan sekitar 4.5 Volt DC
Cara Memeriksa TP Sensor :
Periksa tegangan sinyal TP sensor dengan multimeter, hubungkan LEAD multimeter dengan kabel sensor 
    yang letaknya ditengah, dan buka dantutup plat throttle secara manual dan lihat apakah sensor 
    menghasilkan sinyal tegangan DC yang bervariasi
    - Jika multimeter mencatatkan kenaikan tegangan halus dan penurunan tanpa celah, ini adalah hasil yang 
      benar. sinyal TP sensor normal
    - Jika multimeter tidak mencatatkan kenaikan yang halus dan penurunan tegangan, ini adalah hasil yang 
       buruk, sensor TP sudah rusak, ganti sensor TP
    - Jika multimeter tidak menampilkan tegangan apapun, jangan langsung memvonis TP Sensor anda yang 
       rusak dulu, kemungkinan arus listrik atau ground (massa) yang ke TP sensor tidak sampai,

4. Water Temperatur Sensor


Sensor yang terdapat pada Self Regulating Glow System adalah water temperature sensor. Water temperature sensor tergolong jenis thermistor. Terdapat dua jenis thermistor yaitu NTC ( Negative Temperature Coefficient ) thermistor dan PTC ( Positive Temperature Coefficient ) thermistor. Pada NTC thermistor, nilai resistansi dari thermistor akan menurun pada saat suhu meningkat, sedangkan pada PTC Thermistor, nilai resistansinya akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu. Water temperature sensor ini merupakan thermistor jenis NTC ( Negative Temperature Coeficient ) yang berfungsi memberikan data inputan berupa nilai temperature kendaraan secara aktual. Termistor atau tahanan thermal adalah semikonduktor yang bertindak sebagai tahanan dengan koefisien tahanan temperatur yang tinggi. Umumnya tahanan termistor pada temperatur ruang dapat berubah 6% untuk setiap perubahan temperatur sebesar 1oC. Kepekaan yang tinggi terhadap perubahan temperatur ini membuat termistor sangat sesuai untuk pengukuran, pengontrolan dan kompensasi temperatur secara presisi. Temperature sensor menggunakan bahan semikonduktor yang terbuat dari bahan Galium Arsenida (GaAs) yang peka terhadap suhu. Nilai tahanan ini akan berubah terhadap temperatur secara eksponensial. Pada aplikasinya water temperature sensor ini digunakan untuk pendeteksian temperature coolant ( pendingin ) engine.

Tabel 1. Nilai resistansi sensor terhadap temperature
Gambar 1. Diagram Karakteristik Thermistor

5. Intake Air Temperatur Sensor

Suhu udara intake digunakan untuk memperbaiki kuantitas bahan bakar (lebar pulsa) sejak kerapatan udara efek suhu udara.(udara dingin jauhlebih padat) Sekitar 70 ° F adalah umumnya digunakan untuk 0 koreksi, suhu di atas akan menghasilkan lebih sedikit bahan bakar untuk mengimbangikepadatan udara lebih rendah, dan sebaliknya suhu di bawah 70 ° akan menghasilkan teruskaya (berdasarkan volume) campuran . Pembacaanyang buruk akan mempengaruhi upaya ECM untuk menjaga udara untuk bahan bakar rasio proporsional
Sensor temperature udara masuk (Intake air temperature) merupakan sensor koreksi yang biasanya terpasang pada air cleaner atau hose antara air cleaner dengan throttle body. Sensor ini berupa thermistor dengan bahan semikonduktor yang mempunyai sifat semakin panas temperature maka nilai tahanannya semakin kecil. 
Sensor Intake air temperature memiliki 2 kabel yang keduany dari Engine Control Modul (ECM). ECM akan mensuplay tegangan sebesar 5 volt dan memberi ground untuk sensor. Karena nilai tahanan pada sensor bervariasi akibat perubahan temperature maka tegangan yang mengalir dari ECM juga bervariasi. Variasi tegangan inilah yang dijadikan dasar bagi ECM untuk menentukan temperature udara masuk yang tepat sebagai input untuk menentukan koreksi jumlah bahan bakar yang disemprotkan oleh injector.
IAT mendeteksi suhu dari aliran udara yang masuk. Pada kendaraan yang dilengkapi dengan sebuah MAP
Sensor, IAT terletak di bagian intake udara. Pada Misa Sensor Arus udara dilengkapi
kendaraan, IAT merupakan bagian dari sensor MAF. IAT terhubung ke terminal THA pada
ECM. IAT digunakan untuk mendeteksi suhu ambien pada mulai dingin dan udara asupan
suhu sebagai mesin memanaskan udara yang masuk.
CATATAN: Salah satu strategi ECM menggunakan untuk menentukan awal mesin dingin adalah dengan membandingkan ECT  dan IAT sinyal. Jika keduanya dalam 8'C (15'F) satu sama lainnya, ECM mengasumsikan itu adalah mulai dingin. Strategi ini penting karena beberapa monitor diagnostik, seperti monitor EVAP, yang didasarkan pada mulai dingin
Air Intake Suhu (IAT) perubahan resistansi sensor dalam menanggapi suhu udara masuk. Resistansi sensor berkurang dengan naiknya suhu udara sekitarnya. Ini memberikan sinyal ke PCM, yang menunjukkan suhu muatan udara masuk.
Gejala-gejala berikut dapat disebabkan oleh sensor IAT rusak karena koneksi longgar, alasan buruk, resistensi yang tinggi di sirkuit, atau membuka di sirkuit.
Gejala terkait
  • Diperpanjang engkol saat mesin dingin
  • Miskin ekonomi bahan bakar
  • Spark mengetuk
PENGUJIAN
Putar kunci kontak saklar OFF sebelum pengujian sensor.
  1. Melepaskan konektor kabel memanfaatkan dari sensor IAT.
  2. Menggunakan Digital Volt-Ohmmeter (DVOM), mengukur resistansi antara dua terminal sensor.Intake Air Temperature (IAT) sensor konektor terminal identifikasi model 1994-96
  3. Bandingkan perlawanan membaca dengan grafik yang menyertainya. Jika membaca untuk suhu tertentu adalah sekitar yang ditunjukkan dalam tabel, IAT sensor baik-baik saja.
  4. Pasang konektor memanfaatkan kabel ke sensor.

6. Crankshaft position sensor


Crankshaft Position Sensor kecil, namun penting dalam mesin pembakaran internal modern. Dikembangkan untuk bekerja dengan muncul elektronik dan sistem berbasis komputer, sensor engkol otomotif di mana-mana untuk konstruksi. Ini adalah komponen yang ketika bekerja dengan baik adalah nyaris tidak menyadari, tetapi ketika terjadi kesalahan dapat dampak ekonomi bahan bakar, pengapian dan percepatan kinerja.

Sejarah

Seperti mesin pembakaran internal adalah inovasi yang kompleksitas tumbuh. Komponen elektronik baru menuntut suatu sistem pemantauan sehingga semua bagian dapat dievaluasi secara real time untuk kinerja dan peraturan. Crankshaft Position Sensor (juga disebut crankshaft sensor) merupakan salah satu komponen elektronik modern mesin pembakaran internal. Ini memonitor kecepatan rotasi atau posisi dari poros engkol sehingga tidak lagi harus diperiksa secara manual (oleh mekanik) tetapi diawasi oleh mobil on-board komputer.

Signifikansi

Semakin banyak bagian yang bergerak mesin pembakaran internal memiliki, semakin besar kebutuhan untuk memastikan semua bagian bekerja sesuai dengan satu sama lain. Crankshaft Position Sensor memungkinkan untuk konstruksi mesin yang lebih kompleks seperti variabel valve timing dan sistem pengisian bahan bakar. "CAS [engkol sensor] adalah generator sinyal induktif; itu langkah keengganan," tulis topbuzz.co.uk, publikasi yang disusun dari pengalaman montir mobil. "CAS adalah typicality ditemukan pada mesin injeksi, dan itu sensor yang penting. Tanpa itu, mesin tidak akan berjalan secara optimum, dan jika rusak, lampu peringatan ECU akan menerangi di dasbor."

Fungsi

Crankshaft Position Sensor biasanya ditemukan berdekatan dengan sabuk cam atau poros engkol itu sendiri. Sebuah magnet bertindak sebagai generator sinyal, menciptakan medan magnet. Hal ini memungkinkan roda terbang berputar dan pin atau pasak dari camshaft untuk berpaling. Mesin mobil unit manajemen (sistem komputer) menggunakan informasi ini untuk menghitung kecepatan rotasi engkol melalui sensor. Tanpa pengukuran ini mesin waktu dapat terlempar sangat cepat dan tagihan perbaikan yang dihasilkan akan menjadi mahal.

Jenis

Ada banyak variasi pada Crankshaft Position Sensor hanya karena terdapat banyak model mesin pembakaran internal. Bagian relatif murah dibandingkan dengan membeli komponen mesin lain tetapi tidak untuk mengatakan bagian yang tidak terpisahkan. Mesin pembakaran internal tergantung pada waktu untuk bekerja dengan baik, dan tanpa Crankshaft Position Sensor waktunya sulit untuk mengelola. Suatu bentuk Crankshaft Position Sensor juga digunakan pada sepeda untuk memonitor kecepatan rotasi dan posisi engkol ditetapkan.

Manfaat

Crankshaft Position Sensor memungkinkan mesin bekerja pada performa optimal. Ini menciptakan bahan bakar yang lebih baik, pengapian dan percepatan dengan benar memonitor waktu dan kecepatan mesin terpisahkan. Karena ini, sensor harus diperiksa (bersama dengan bagian yang bergerak) setiap enam bulan untuk memastikan mobil bekerja dengan benar dan pada puncaknya.

7. Oxygen Sensor

Untuk memaksimalkan fungsi pemurnian mesin dengan TWC ( Three-Way Converter ), rasio udara-bahan bakar harus sedekat mungkin dengan rasio teoritis. Oxygen sensor mendeteksi apakah konsentrasi oksigen pada gas buangan banyak atau sedikit dari rasio teoritis. Sensor dipasang di exhaust manifold, tapi lokasi dan nomornya tergantung mesin.

Sensor ini mengandung elemen yang terbuat dari zirkonum oksida ( ZrO2 ), yang adalah sejenis keramik.

Bagian dalam dan luar elemen ini dilapisi lapisan tipis platinum. Udara disekitar diarahkan ke dalam sensor dan bagian luar sensor dipaparkan ke gas buangan. Pada suhu tinggi ( 400 derajat C ) dan lebih, elemen zirkonium menghasilkan teganganakibat perbedaan konsentrasi oksigen di dalam dan di luar elemen zirkonium.

Sebagai tambahan, platinum bertindak sebagai katalis untuk menghasilkan reaksi kimia antara oksigen dan karbon monoksida ( CO ) dalam gas buangan. Ini mengurangi jumlah oksigen dan meningkatkan sensitivitas sensor.

Saat campuran udara-bahan bakar tipis, terdapat banyak oksigen di gas buangan, dan ada sedikit perbedaan konsentrasi oksigen di luar dan di dalam elemen zirkonium. Karenanya, elemen hanya menghasilkan tegangan kecil ( hampir 0 V ). Sebaliknya, apabila campuran kaya, hampir tidak ada oksigen di gas buangan. Dan ada perbedaan konsentrasi yang besar di luar dan di dalam sensor, sehingga elemen menghasilkan tegangan yang cukup besar ( sekitar 1 V ). Berdasarkan sinyal output OX oleh sensor, ECU mesin menaikkan atau menurunkan volume injeksi bahan bakar agar rasio udara-bahan bakar rata-rata dekat dengan rasio teoritis.

Beberapa sensor oksigen zirkonium memiliki pemanas untuk memanaskan elemen. Pemanas ini dikontrol oleh ECU mesin. Saat jumlah intake udara rendah ( suhu gas buang rendah ), arus dikirim ke pemanas untuk memanaskan sensor
itulah penjelasan mengenai sensor sensor pada mesin mobil EFI. semoga bermanfaat bagi para pembaca
Share:

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.


garagecarbon26

Carbon fiber Kevlar Specialist
whatsapp - 0812 9828 1311

www.garagecarbon.com